Wednesday, November 23, 2022

Iklan Digital vs Iklan Konvensional

    Iklan adalah cara yang cukup efektif dalam memasarkan sebuah produk atau jasa. Di dunia bisnis dan kreatif, kini ada banyak jenis iklan yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan goals dari perusahaan tersebut. Macam-macam iklan ini perlu dikenali agar strategi yang dilakukan bisa lebih efektif.

    Ada berbagai jenis iklan yang sekarang beredar, baik di internet atau di tempat-tempat umum. Nah, setiap jenis ini memiliki objektifnya masing-masing. Tidak semua perusahaan atau bisnis membutuhkan iklan cetak, dan sebaliknya, tidak semua bisnis bisa menerapkan iklan digital. Berikut objektif atau tujuan iklan yang perlu dikenali sebelum memilih jenis-jenisnya.


    Pemasaran digital menggunakan dua teknik, yaitu Online Search dan Online Display. Online search berkaitan dengan SEO dari brand produk yang Anda tawarkan di website dan media sosial. Lebih jelasnya, SEO atau Search Engine Optimization adalah serangkaian upaya yang dilakukan oleh seseorang yang ahli dalam bidang web untuk meningkatkan visibilitas halaman website agar lebih baik di mesin pencari, terutama Google. Website yang sudah di-SEO-kan, akan muncul pada halaman pertama hasil pencarian Google, sehingga memiliki kesempatan besar untuk dikunjungi oleh para pengguna internet. Sedangkan Online display berkaitan dengan iklan-iklan yang terlihat di beberapa website dan media sosial. Banner iklan yang ada pada website dan situs jejaring sosial adalah contoh display advertising.


    Sementara itu, untuk strategi pemasaran konvensional adalah pemasaran yang menggunakan iklan di media elektronik (televisi dan radio), cetak (surat kabar dan majalah), brosur, PR, events, directs sales, dan personal selling. Sebenarnya pada masa sekarang, taktik pemasaran konvensional sudah mengalami pergeseran ke proses pemasaran baru yang dianggap lebih efektif dan efisien. Seiring berjalannya waktu, dengan meningkatnya pengguna internet di kalangan masyarakat Indonesia, para pemasar harus berpikir ulang untuk menggunakan strategi pemasaran konvensional.

    Bagi pemasar yang menggunakan strategi pemasaran konvensional, mungkin hal-hal tersebut sudah cukup membuat brand produk semakin dikenal dan dapat memperluas jangkauan konsumen. Namun hal ini tidak menampik bahwa strategi pemasaran konvensional kurang cocok digunakan, karena banyaknya masyarakat sekarang yang mulai beralih ke media digital.


    Teknik pemasaran konvensional memang masih mumpuni, tetapi biaya yang harus dikeluarkan juga sangat besar. Dengan anggaran hanya Rp 300.000,-, Anda sudah dapat memasang iklan selama 10 hari di Facebook dengan jangkauan jutaan pengguna Facebook. Sementara itu, jika Anda menggunakan brosur dengan anggaran yang sama, Anda hanya bisa mencetak sebanyak 1 rim atau 500 lembar, dengan estimasi 1 orang mendapatkan 1 brosur, yang berarti jangkauan iklan di brosur Anda hanya terbatas 500 orang saja.


    Contoh lain, jika Anda memberi anggaran sebesar 3 juta rupiah untuk iklan di tv lokal, maka iklan Anda akan tayang selama 4 hari dengan durasi 30 detik, tentu dengan jangkauan wilayah lokal saja. Sedangkan, dengan anggaran yang sama, iklan Anda bisa muncul di suatu situs Youtube selama 30 hari dengan durasi 30 detik, dengan jangkauan wilayah yang tidak terbatas.


    Perbandingan antara iklan digital dengan konvensional memang sangatlah signifikan. Dan mungkin Anda sudah paham dan siap menentukan media iklan apa yang akan digunakan. Namun bukan berarti strategi pemasaran konvensional tidak lagi efektif dan efisien jika digunakan. Akan lebih baik jika Anda bisa mengintegrasikan kedua strategi pemasaran tersebut.



Tuesday, November 15, 2022

Pentingnya Mahasiswa paham Bisnis Media dan Jenis Iklan Mulai dari Konvensional hingga Digital

Prospek Bisnis Media     
    
    Jika Anda sedang berbisnis, salah satu langkah penting yang harus diambil adalah menentukan jenis media apa yang akan dipilih untuk melakukan kegiatan pemasaran. Apakah itu pemasaran digital atau konvensioal? Masing-masing memang memiliki keunggulan dan kekurangan tersendiri.

    Artikel ini mengulas tentang bagaimana fenomena perkembangan industri media di dunia. Bagaimana fenomena perkembangan dan konvergensi media dalam masyarakat dunia? Diharapkan artikel ini dapat memberi pemahaman lebih jelas mengenai perkembangan media baru yang makin marak di Tanah Air.

Media memiliki 2 tipe:
1. Konvergensi Mendia
2. Digitalisasi Media

    Apa itu Konvergensi Media ?  Konvergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan. Konvergensi media biasanya merujuk pada perkembangan teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan. Konvergensi di sini berarti berbaur atau bergabungnya sejumlah media atau teknologi yang berbeda seperti misalnya komputer, televisi, radio, telepon, satelit, kabel, mesin fax, internet, dan bahkan mesin fotokopi.

    Apa dampak konvergensi media terhadap kehidupan manusia?
Dampak negatif Konvergensi media:
Perubahan gaya hidup masyarakat yang menjadi kecanduan teknologi (cybermedia dan cyber society). Adanya ketergantungan teknologi dimana segala sesuatu menjadi serba praktis dan otomatis.

    Lalu apa yang di maksud dengan Digitalisasi Media ?
Sebelumnya mengenal Apa Itu Digitalisasi secara sederhana digitalisasi adalah proses perubahan yang terjadi pada teknologi bersifat analog ke teknologi bersifat digital.
Dan Digitalisasi multimedia adalah proses perubahan media dari satu elemen menjadi banyak elemen. Digitalisasi multimedia dalam dunia jurnalistik menjadi sebuah tampilan baru yang disertai dengan elemen-elemen multimedia. 

JENIS IKLAN MEDIA :

·         Iklan Konvensional

·         Iklan Konstektual (Native Advertising)

·         Iklan Advertorial

·         Iklan CPC (Cost per Click Advertising)

Iklan Offline


          1. Iklan Konvensional

    Strategi pemasaran konvensional adalah pemasaran yang menggunakan iklan di media elektronik (televisi dan radio), cetak (surat kabar dan majalah), brosur, PR, events, directs sales, dan personal selling. Sebenarnya pada masa sekarang, taktik pemasaran konvensional sudah mengalami pergeseran ke proses pemasaran baru yang dianggap lebih efektif dan efisien. Seiring berjalannya waktu, dengan meningkatnya pengguna internet di kalangan masyarakat Indonesia, para pemasar harus berpikir ulang untuk menggunakan strategi pemasaran konvensional.

    Bagi pemasar yang menggunakan strategi pemasaran konvensional, mungkin hal-hal tersebut sudah cukup membuat brand produk semakin dikenal dan dapat memperluas jangkauan konsumen. Namun hal ini tidak menampik bahwa strategi pemasaran konvensional kurang cocok digunakan, karena banyaknya masyarakat sekarang yang mulai beralih ke media digital

    2. Iklan Kontekstual (Native Advertising)

    Iklan kontekstual adalah suatu jenis iklan yang isi iklannya telah menyesuaikan diri dengan isi konten suatu blog atau website. Contohnya, Artikel blog Anda yang memberikan bahasan tentang cara membuat website ,atau cara membuat blogcara membuat twitter atau apalah yang intinya membahas suatu tutorial, dan iklan yang muncul saat itu merupakan iklan yang relavan dengan artikel anda misalnya menampilkan iklan hosting, iklan buat website, iklan seo.dan lain lainya.

     Apa manfaatnya iklan kontekstual bagi pembisnis ?

    Manfaatkan / keuntungan yang didapat sebagai advertiser adalah kemajuan promosi produk / bisnis yang ada di websitenya. antara lain:

·       Website akan muncul di artikel publisher dan sering dikunjungi jika kata kunci artikel yang dibaca oleh pengunjung

·       Investasi yang minimal dengan hasil yang maksimal

·       Cepat mengembalikan modal hanya dengan membayar per klik saja untuk mendatangkan calon pembeli yang unik

·       Waktu yang digunakan sangat hemat dan efektif karena langsung memunculkan iklan ke website yang relavan dengan konteks.

·       Jangkauan yang sangat luas, karena iklan akan tampil dalam setiap keyword yang tertarget

·       Biaya budget sangat terkendali karena kita dapat menentukan anggaran


3. Iklan Advertorial

    Pengertian iklan advertorial adalah istilah untuk iklan yang ditulis atau diproduksi dalam bentuk konten editorial. Nantinya penulis akan memberikan kredit kepada pengiklan yang menunjukkan bahwa iklan tersebut dibayar atau disponsori.

    Advertorial mengacu pada pembuatan artikel, halaman web, atau video khusus agar terlihat seperti konten jurnalistik yang objektif, tetapi sebenarnya adalah iklan berbayar.

    Tujuan pembuatan iklan advertorial adalah untuk memasarkan produk atau jasa perusahaan, meningkatkan reputasi, hingga memberikan opininya terkait informasi yang berguna. Jadi, sederhananya iklan advertorial adalah konten berbayar yang ada di koran, majalah, atau website yang digunakan untuk mengedukasi audiens mengenai informasi terkait produk maupun jasa yang diiklankan.

    Perlu diketahui bahwa advertorial lebih detail dibandingkan jenis iklan biasa. Sebab tujuannya adalah mengedukasi audiens.Biasanya advertorial ditulis oleh biro iklan, agensi, atau pengiklan tersebut, kemudian mereka membeli ruang iklan di koran, majalah, maupun website.

    Tapi tidak semua jenis koran, majalah, atau website bisa menjadi tempat yang cocok untuk advertorial. Artinya, jika Anda ingin mengedukasi seputar bisnis, maka Anda harus menempatkan advertorial di media yang memang membahas bisnis.

 Jenis Iklan Advertorial

·         Iklan Jasa

·         Iklan Korporat

·         Iklan Produk

·         Iklan Pemerintahan 

        Ciri-ciri Iklan Advertorial

·         Konten bersponsor : seperti yang disebutkan sebelumnya, iklan advertorial adalah konten berbayar yang dikemas dalam produk jurnalistik. Jadi, advertorial bukanlah editorial independen.

·         Bersifat promosi : isi dari iklan advertorial adalah umumnya untuk memberikan informasi dan penjualan produk maupun layanan guna menciptakan brand awareness.

·         Bersifat informatif : mengandung informasi menarik dan relevan sehingga bisa membuat audiens tertarik.

·         Bukan konten hard selling : advertorial tidak menyematkan call to action untuk mendorong audiens melakukan tindakan.

·         Iklan terselubung : sebagian besar advertorial dikemas sebagai konten editorial biasa. Sehingga banyak pembaca tidak menyadari bahwa konten tersebut adalah iklan.

·         Disclaimer : beberapa iklan advertorial memberikan peringatan yang menjelaskan bahwa konten yang akan dibaca adalah iklan, bukan konten editorial.

      

    4. Iklan CPC (Cost per Click Advertising)

    Cost per click atau CPC adalah suatu cara yang digunakan oleh website untuk menagih jumlah biaya iklan berdasarkan berapa kali para pengunjung melakukan kegiatan klik pada iklan tersebut.

Berdasarkan laman INVESTOPEDIA, CPC adalah jumlah biaya satuan yang diterima oleh pihak penerbit website saat iklan berbayar yang terdapat di dalam websitenya diklik oleh pengunjung.

Cara Menghitung Cost Per Click

    Untuk menghitung CPC, Anda cukup membagi biaya iklan Anda dengan jumlah klik yang ada. Nah, rumus penghitungan CPC adalah sebagai berikut ini:

{CPC = total biaya iklan : total klik}

    Jadi, jika pihak pengiklan membayar iklan sebanyak 3 juta rupiah untuk iklan yang menerima jumlah total klik 500, maka CPC untuk iklan tersebut adalah 6 ribu rupiah.

Mengapa Mengukur CPC Itu Penting?

    Manfaat yang akan bisa Anda rasakan, khususnya para marketer, saat mengukur CPC adalah mampu mengetahui efektivitas biaya iklan yang sudah dikeluarkan atas jumlah pengunjung yang datang.

    Manfaat lainnya yang bisa Anda rasakan saat mengukur CPC adalah Anda akan mendapatkan informasi terkait teks iklan, keyword, atau iklan banner mana saja yang dinilai efektif digunakan dalam berbagai kampanye iklan yang sudah dijalankan. Dengan informasi tersebut, nantinya Anda bisa lebih fokus dalam membuat dan menyebarluaskan materi iklan yang efektif untuk bisa mendatangkan pengunjang yang lebih berkualitas.

Lalu, Bagaimana Cara Kerja CPC?

    Setidaknya ada dua model utama yang terdapat di dalam iklan CPC, yaitu fixed priced per click atau biaya tetap per klik, dan price per click based on bidding atau biaya per klik dengan berdasarkan penawaran. Untuk jenis fixed rate, sedari awal pihak pengiklan dan penerbit iklan akan melakukan negosiasi terkait harga pasti dalam setiap klik yang terjadi.

    Namun, jenis CPC yang paling umum digunakan adalah price per click based on bid. Pada metode ini, setiap pengiklan sendirilah yang menentukan harga maksimal untuk suatu klik yang terjadi. Semakin tinggi jumlah penawaran serta skor kualitas dari landing page, maka akan semakin tinggi juga iklan tersebut bisa dilihat oleh calon audiens.

    Average click cost atau rata-rata biaya klik memang berbeda-beda di setiap industri dan juga bisnis. Lebih dari itu, metode ini juga tergantung dari kompetisi yang terjadi di dalam industri itu sendiri. Contoh sederhananya, perusahaan yang melakukan promosi pada produk finansial atau jasa asuransi memiliki harga CPC yang sangat tinggi karena kompetisi di dalamnya yang lebih spesifik dan lebih sedikit.

    Jadi, cara kerja iklan CPC adalah setiap ada iklan yang muncul, maka sistem di dalamnya akan mulai melakukan pelelangan secara internal dan akan menampilkan iklan yang sudah lolos kontrol kualitas serta mempunyai penawaran harga yang lebih tinggi daripada yang lainnya.

    Selain itu, iklan Anda juga akan tampil bila ada pengguna yang mencari kata kunci yang sesuai dengan kata kunci yang sudah Anda masukkan. Anda tidak akan dikenakan pembayaran bila iklan Anda terlihat, Anda hanya akan dikenakan tagihan bila pengguna sudah melakukan klik pada iklan Anda.

    Cara ini diklaim sangat baik untuk setiap perusahaan, sehingga mereka bisa mengontrol anggaran iklan serta melakukan evaluasi terkait campaign iklan yang sudah dijalankan dengan berdasarkan reaksi yang dilakukan audiens.


    5. Iklan Offline

    Pengertian yang dipromosikan lewat media massa, televisi, majalah, dan media lainnya. Tidak hanya itu, iklan offline juga bisa di gunakan di billboard, videotron, dll. 

Kelebihan dan Kekurangan Beriklan Secara Offline
    Strategi offline punya keunikan dibanding online. Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan yang bisa Anda perhatikan :

      Engagement yang tidak bisa terukur
    Jika Anda memasang iklan offline, Anda tidak bisa mendapat laporan lengkap mengenai jumlah orang yang melihat iklan, jumlah orang yang mengklik iklan Anda, dan berbelanja dari iklan offline tersebut.

      Butuh dana ekstra
    Iklan online hanya membutuhkan konsep penyampaian dan desain visual. Sedangkan, iklan offline membutuhkan banyak proses lagi hingga akhirnya sampai ke customer. Dana yang dikeluarkan pun menjadi lebih besar.

      Beriklan offline membuat Anda lebih dekat dengan customer
    Iklan digital sering terasa seperti template tanpa jiwa. Iklan offline, terutama yang disampaikan secara verbal, bisa membuat Anda lebih memahami isi iklan, karena disampaikan langsung oleh orang sungguhan.

      Iklan offline menyebar dari mulut ke mulut
       Iklan offline memang tidak memiliki faktor SEO (Search Engine Optimization) atau ukuran yang pasti. Namun, efeknya kadang bisa jauh lebih sukses melebihi dari beriklan secara online. Ketika Anda memberikan servis yang baik atau menggugah customer melalui seminar misalnya, rekomendasi dari mulut ke mulut bisa membawa lebih banyak pelanggan.

      Tak semua orang pengguna internet ‘garis keras’
    Masyarakat Indonesia memang sudah ‘melek’ internet, tapi tetap saja ada generasi yang belum terpapar dunia internet. Jika usaha Anda berkisar pada produk yang lebih cocok digunakan ibu rumah tangga, warga senior, atau pengusaha kecil, iklan offline tentu jauh lebih efektif bukan?


Strategi Offline Marketing yang Bisa Anda Coba
    Beriklan secara offline tidak melulu memiliki pilihan terbatas. Tak hanya iklan visual, seperti iklan di koran atau majalah, namun ada beberapa strategi pemasaran offline yang punya pendekatan unik.


1. Iklan visual (leaflets, banner, iklan media cetak, atau papan reklame)
    Strategi ini masih kerap digunakan sampai sekarang, karena faktor fleksibel. Cara ini bisa digunakan sebagai ajakan, memberi info, mengedarkan kode kupon, atau apa saja yang dibutuhkan. Penyebarannya pun juga terdata. Anda bisa menyebarkan leaflets di area ramai yang padat pengunjung. Bisa memasang papan reklame di dekat lampu lalu lintas yang pasti terlihat ketika pengemudi menunggu lampu hijau. Bukan tak mungkin jika iklan ini menarik, masyarakat akan menjadikannya viral di media sosial.

2. Kartu nama
    Kalau Anda punya usaha atau jasa, sebaiknya segera membuat kartu nama. Cara ini termasuk strategi pemasaran offline yang cukup berhasil. Jika bertemu dengan calon customer potensial, Anda bisa menjelaskan usaha atau jasa yang dilakukan secara langsung. Kartu nama bisa jadi pegangan mereka untuk menghubungi Anda kembali. Pastikan mencantumkan keunggulan produk dan data lengkap Anda pada kartu nama.

3. Sponsor di sebuah acara
    Jika dana mencukupi, Anda bisa bekerja sama dengan berbagai orang untuk memberi akses sebagai sponsor acara. Anda bisa menjadi sponsor secara besar atau hanya mendukung melalui goodie bag. Pilihan apa pun yang diambil, nama produk Anda akan dikenal oleh pasar yang dituju.

4. Seminar
    Nah, jika ingin usaha Anda dikenal oleh mereka yang tertarik dengan industri Anda, maka pasarkan hal ini dalam seminar atau workshop. Jadilah pembicara tamu dan kenalkan diri, serta pengalaman Anda pada peserta. Hal ini bisa memberi kesan yang dalam pada usaha Anda.

5. Pameran atau bazaar
    Dua acara ini tentunya membuat Anda berada di satu atap yang sama dengan pesaing usaha. Jangan langsung cemas, justru Anda bisa menjadikan ini sebagai sebuah keuntungan. Anda bisa mengamati cara mereka menggaet pengunjung hingga produk seperti apa yang mereka jual. Lalu, jangan lupakan juga calon customer Anda. Pengunjung sebuah pameran atau bazaar biasanya tertarik mendekati sebuah booth karena visualnya yang menarik.