Tuesday, December 27, 2022

SETIAP UJIAN ADALAH JALAN ALLAH



Terkadang, kita semua butuh air mata.Bukan utk menunjukkan diri kita lemah, tapi tersebab kita adalah manusia biasa.

Karena memang tak selamanya keadaan akan baik2 saja. Satu waktu memang air mata itu harus jatuh, agar keheningan hati kembali utuh.


Kita memang butuh gagal, butuh kecewa, agar hati kita bisa  tertempa menjadi lebih utuh.

Sebab hati yg pernah ricuh, pernah menelan sakit adalah hati yg kelak akan bisa melewati badai kehidupan sesulit apapun itu.

Yang terpenting kita selalu memupuk harap, bahwa segala hal pasti punya waktu selesainya, hanya harus bersabar & berikhlas lebih.


Sabar dan ikhlas adalah sebaik2 penyelesaian masalah, karena ujung dari kesabaran dan keikhlasan  tdk lain kecuali kebaikan.

Setiap ujian adalah jalan Allah, utk memperkuat pundak2 para hambaNya.


Semoga Allah kuatkan langkah2 kaki kecil kita dlm menapaki jalan kebaikan ini.


Semoga kita adalah sekuat2nya jiwa yg tak patah meski sedang berada di titik terendah.


اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ


Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? (QS Al-Ankabut: 2)


Karena Yang membuat kita sengsara bukan karena kurangnya harta. Yang menjadikan kita nelangsa bukan karena tiadanya karunia. Yang menyebabkan kita sengsara lagi nelangsa adalah tidak bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang ada (qana'ah). Lalu, pada saat yang sama, kita menginginkan apa yang ada di tangan orang lain.


Maka, Rasulullah saw. mengajarkan, "Sungguh beruntung seorang Muslim yang diberi rezeki secukupnya dan Allah membuatnya rela dengan pemberian-Nya itu." (HR Muslim)


Maka, yang paling nikmat bukan saat ada harta dalam genggaman, atau sehatnya badan, atau promosi jabatan, atau dikarunia anak keturunan. Akan tetapi, yang paling nikmat dengan hadirnya semua itu adalah manakala rasa syukur kita semakin bertambah. Salah satu cirinya adalah kita semakin taat dan dekat kepada-Nya.


Bisa jadi bahagia itu sebenarnya persoalan yang sederhana. Tapi kita yang terlanjur membuatnya tampak rumit dan sulit mendapatkannya.


Bisa jadi bahagia itu sebenarnya hanya soal di mana kita letakkan standar ukuran. Di gantungan yang wajar, atau melangit di atas awan.


Saat rasa bahagia seakan nyaris tak pernah mampir di hati, coba perhatikan dengan teliti: jangan-jangan, kita patok syarat bahagia terlalu tinggi.


Semakin tinggi syarat bahagia, semakin kita butuh lebih banyak anak tangga untuk meraihnya. Kita hanya akan dibuat sibuk dengan urusan menambah anak tangga. Tenaga dan perhatian terkuras olehnya. Sedangkan bahagia yang diharapkan ternyata masih jauh di depan mata. Betapa melelahkannya.


Padahal, untuk menggapai bahagia, Allah tidak syaratkan sesuatu yang memberatkan. Allah katakan: “Sunguh jika kalian bersyukur, Kami (Allah) benar-benar akan menambah nikmat kalian.”


Bersyukur itu pada setiap keadaan. Sebab, setiap saat karunia Allah senantiasa dicurahkan. Hanya saja kita yang luput memperhatikan, akibat terlalu tinggi mematok syarat kebahagiaan.


Barangkali kita terlanjur mematok standar bahwa bahagia itu jika punya gaji puluhan juta. Bahagia itu jika punya rumah lengkap dengan kolam renangnya. Bahagia itu jika ke mana-mana naik mobil pribadi lengkap dengan sopirnya. Bahagia itu jika orang hormat dan selalu mendengar ucapan kita. Bahagia itu jika apa yang kita inginkan langsung tersedia....


Padahal, bisa jadi menggapai rasa bahagia itu sebenarnya mudah saja. Cukup turunkan syaratnya dan perbesar rasa syukur kita. Dengan begitu, hal-hal yang selama ini kita anggap biasa akan menjadi terasa lebih nikmat dan bermakna. Semakin menghayati karunia Allah Ta'ala, semakin hati kita dipenuhi semerbak bunga-bunga bahagia


Baca juga: Cara Bahagia Menurut Islam

No comments:

Post a Comment

Mengapa Anak Muda Harus Terlibat Politik?

                                          Mengapa Anak Muda Harus Terlibat Politik?                     Karena Harapan untuk memperbaiki pol...